Kasongan: Dari Wilayah Sungai Kuno hingga Ibu Kota Kabupaten Katingan Modern

11022020101632

 

Sebuah kota yang terletak di jantung Kalimantan Tengah, kini dikenal sebagai ibu kota Kabupaten Katingan. Namun, tahukah Anda bahwa sejarah Kasongan jauh lebih dalam dari sekadar status administratifnya saat ini? Mari kita telusuri perjalanan panjang Kasongan, dari masa lampau hingga menjadi pusat pemerintahan dan denyut nadi Kabupaten Katingan.

Jejak Sejarah Kuno di Bumi Katingan

Nama Katingan sendiri sudah tercatat dalam sejarah sejak abad ke-14. Kakawin Nagarakretagama, sebuah karya sastra epik dari kerajaan Majapahit yang ditulis pada tahun 1365, menyebutkan wilayah Katingan sebagai salah satu daerah jajahan kerajaan besar tersebut. Bahkan, nama Sungai Katingan diambil dari nama daerah kuno ini, yang terletak di bagian hulu sungai, yaitu daerah Katingan yang kini kita kenal sebagai Kasongan.

Pada abad ke-17, wilayah Mendawai-Katingan menjadi bagian dari kekuasaan Kesultanan Banjar. Sultan Banjar IV, Marhum Panembahan, menyerahkan wilayah ini kepada putranya, Pangeran Dipati Anta-Kasuma. Pangeran Dipati Anta-Kasuma kemudian menjadi adipati atau raja Kotawaringin, menggantikan mertuanya, Dipati Ngganding. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah bagian barat saat ini.

 

Kasongan Menjadi Pusat Pemerintahan

Perkembangan Kasongan sebagai pusat pemerintahan dimulai pada abad ke-20. Pada tanggal 24 April 1965, melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor : 6/Pem.290-C-4, wilayah Katingan yang sebelumnya berstatus daerah persiapan kabupaten resmi diubah menjadi “Daerah Administratif Katingan” dengan ibu kota Kasongan. Keputusan ini berlaku efektif sejak 1 Januari 1965.

Sejak saat itu, Kasongan terus berkembang menjadi pusat pemerintahan dan pelayanan publik untuk wilayah Katingan. Status “Daerah Administratif Katingan” kemudian berkembang menjadi Kabupaten Katingan yang kita kenal saat ini, dengan Kasongan tetap sebagai ibu kotanya.

Kasongan Kini: Kota Durian dan Tanah Pahlawan

Kasongan modern bukan hanya sekadar pusat pemerintahan. Kota ini memiliki ikon yang kuat, yaitu buah durian. Durian Kasongan terkenal di seluruh Kalimantan Tengah dan menjadi salah satu buah yang paling dicari saat musim durian tiba. Anda akan dengan mudah menemukan tugu berbentuk durian yang menjadi penanda pusat kota ini.

Selain durian, Kasongan juga dikenal sebagai tanah kelahiran pahlawan nasional, Tjilik Riwut. Bukit Batu, sebuah objek wisata alam yang terletak di Kasongan, memiliki nilai sejarah dan mistis terkait dengan Tjilik Riwut. Konon, di bukit inilah Tjilik Riwut pernah bertapa sebelum berjuang melawan penjajahan Belanda. Bukit Batu kini menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kasongan, selain karena keindahannya juga karena kisah sejarah yang menyelimutinya.

 

Menuju Masa Depan

Kasongan terus berbenah dan berkembang sebagai ibu kota Kabupaten Katingan. Dengan sejarah panjang yang dimilikinya, Kasongan memiliki potensi besar untuk terus maju dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah. Dari wilayah sungai kuno yang disebutkan dalam naskah historis hingga menjadi kota modern yang kita lihat saat ini, Kasongan adalah bukti perjalanan panjang sebuah daerah dalam mengukir sejarahnya.

Sumber:
* Ikon Kota Kasongan adalah Durian, di Mana Letak Kota Ini, ya? – Bobo.ID
* Wisata Alam Bukit Batu di Kasongan, Kalimantan Tengah – Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah
* Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim dan Promosi PM – KABUPATEN KATINGAN
* Profil Kabupaten Katingan – Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Katingan
* Kabupaten Katingan – p2k.stekom.ac.id
Semoga artikel ini memberikan informasi yang bermanfaat tentang sejarah Kasongan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *